TY - JOUR AU - Setyaningrum, Dyah Ayu Woro PY - 2019/03/31 Y2 - 2024/03/28 TI - Cedera olahraga serta penyakit terkait olahraga JF - Jurnal Biomedika dan Kesehatan JA - J Biomedika dan Kesehat VL - 2 IS - 1 SE - Review Article DO - 10.18051/JBiomedKes.2019.v2.39-44 UR - https://jbiomedkes.org/index.php/jbk/article/view/44 SP - 39-44 AB - <p>Cedera olahraga didefinisikan sebagai cedera yang terjadi pada tubuh saat seseorang berolahraga atau saat melakukan latihan fisik tertentu. Cedera Olahraga tidak hanya berupa kerusakan yang mendadak yang terjadi saat olahraga misal seperti strains dan laserasi pada jaringan lunak sistem muskuloskeletal namun termasuk didalamnya adalah sindroma overuse yang merupakan akibat jangka panjang dari sesi latihan dengan gerakan atau postur tubuh yang monoton dan berulang-ulang sehingga muncul manifestasi klinis.&nbsp; Cedera olahraga didefinisikan sebagai cedera yang terjadi pada tubuh saat seseorang berolahraga atau saat melakukan latihan fisik tertentu. Cedera Olahraga tidak hanya berupa kerusakan yang mendadak yang terjadi saat olahraga misal seperti strains dan laserasi pada jaringan lunak sistem muskuloskeletal namun termasuk didalamnya adalah sindroma overuse yang merupakan akibat jangka panjang dari sesi latihan dengan gerakan atau postur tubuh yang monoton dan berulang-ulang sehingga muncul manifestasi klinis.&nbsp; Pada bidang kedokteran olahraga muncul terminologi seperti overreaching functional atau non-functional overreaching merupakan istilah yang berkaitan dengan kinerja atau performa olahragawan atau atlet. Kondisi ini mempengaruhi proses penyembuhan serta beban latihan pada atlet tersebut. Adapula sindroma overtraining secara klinis terbagi menjadi dua jenis yaitu bentuk simpatetik dan parasimpatetik.&nbsp; Rata-rata cedera olahraga lebih tinggi secara bermakna pada cedera yang terjadi saat pertandingan&nbsp; dibandingkan cedera saat latihan dan lebih dari 50% cedera yang dialami atlet mengenai ekstremitas bawah. Cedera ACL serta re-injury nyadi Amerika Serikat merupakan cedera lutut yang paling sering,&nbsp; dan diperkirakan di AS saja mencapai angka 350.000 operasi rekonstruksi per tahunnya, dan perkiraan kasar rata-rata operasi untuk ACL di seluruh dunia sekitar satu juta kali. Tingginya cedera berulang (re-injury) dipengaruhi oleh keputusan kapan seorang atlet boleh kembali pada aktivitas olahraga sebelum cedera. Aspek kesehatan dan kerentanan atlet terhadap penyakit-penyakit infeksi tertentu juga perlu diperhatikan karena adanya pengaruh latihan terhadap imunitas.</p> ER -