Patogenisitas dan virulensi Burkholderia sp. sebagai patogen oportunis
DOI:
https://doi.org/10.18051/JBiomedKes.2021.v4.27-36Keywords:
B. pseudomallei, B. cepacia, pathogenesis, virulenceAbstract
Di antara genus Burkholderia terdapat dua spesies yang menjadi perhatian dalam bidang kesehatan, yaitu B. pseudomallei dan B. cepacia. Kedua bakteri ini menyebabkan masalah klinis yang berbeda. Penyakit melioidosis kerap disebabkan oleh B.pseudomallei, sedangkan B. cepacia complex (Bcc) seringkali ditemukan pada pasien cystic fibrosis (CF). Burkholderia pseudomallei merupakan kelompok bakteri patogen intracellular Gram negatif, memiliki bentuk seperti peniti. Demikian pula B. cepacia merupakan kelompok bakteri Gram negatif basil serta mempunyai flagel polar multitrik. B. pseudomallei memiliki kemampuan untuk menginfeksi berbagai jenis sel dan menghindari respon imun manusia. Bakteri ini masuk melalui kulit atau selaput lendir dan bereplikasi di sel epitel. Di dalam sel inang, bakteri bergerak dengan menginduksi polimerisasi aktin inang, mendesak dinding membran membentuk tonjolan yang meluas ke sel lain. Tonjolan ini menyebabkan sel tersebut bergabung, membentuk sel raksasa berinti (multinucleated giant cell/MNGC). Setelah memasuki saluran pernafasan pasien penderita CF, B. cepacia menempel pada permukaan sel mukosa ataupun sel epitel inang. Lapisan mukus yang menebal pada paru mendukung efikasi antimikrobia dan meningkatkan respon inflamasi. Kemampuan untuk melewati barier epitelial dan menemukan akses ke aliran darah hanya dimiliki oleh strain kelompok ini. Faktor virulensi bertugas membantu proses invasi sel inang oleh bakteri patogen. Secara umum, kedua spesies ini memiliki jenis faktor virulensi yang sama, diantaranya adalah intracellular survival, quorum sensing, adherence factor, sistem sekresi, lipopolisakarida (LPS) dan eksopolisakarida (EPS), biofilm, toksin dan resistensi antimikrobia.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
The journal allow the authors to hold the copyright without restrictions and allow the authors to retain publishing rights without restrictions.